KUNGFU MUSLIM THIFAN POKHAN TSUFUK (BAB 5)

BAB 5

MENGANALISA BERBAGAI MACAM HAMBATAN DAN ISSUE
YANG MENYEBABKAN KEGAGALAN PEMBIMBING THIFAN PO KHAN

Seperti kita ketahui setidaknya ada 3 (tiga) faktor utama yang menentukan keberhasilan untuk mempelajari keterampilan beladiri. Tiga faktor penentu tersebut adalah:
1. Siap meluangkan waktu untuk berlatih.
2. Siap mengeluarkan dana untuk aktifitas pelatihan.
3. Memiliki pembimbing yang profesional dan bertanggung jawab akan kemajuan murid.

Dari tiga faktor utama tersebut di atas, faktor point ke tiga memiliki peranan yang sangat besar, karena pembimbing yang profesional akan memberikan kemajuan yang sangat berarti bagi tamidnya (muridnya).
Lain halnya dengan pembimbing yang hanya bermodalkan keberanian tanpa dilengkapi dengan latar belakang yang cukup untuk memberikan pengajaran. Pembimbing seperti ini pada akhirnya akan membuat tamid gagal dalam berlatih beladiri atau bahkan membuat tamid rusak akibat salah berlatih.

Masalah ini pula yang terjadi dalam Thifan Po Khan, banyak sekali pelatih yang hanya bermodalkan membaca kitab Thifan Po Khan (Terjemahan Melayu oleh Hang Nandra Abubakar Tahun 1920), kemudian memberikan pengajaran yang pada akhirnya akan membuat tamid tersesat di dalam hutan belantara Thifan Po Khan yang setiap saat dapat memangsa fisik tamid.

Dengan dasar di ataslah penulis mengambil tema tersebut, Penulis bermaksud memberikan gambaran kepada kaum muslimin yang berfaham Al-Qur’an dan As-Sunnah yang ingin mempelajari Thifan Po Khan, mempunyai barometer untuk memilih pembimbing yang betul-betul memahami kaidah Thifan Po Khan.

Ketidak mampuan pembimbing/pelatih Thifan Po Khan dalam memahami kaidah Thifan Po Khan yang benar, diakibatkan berbagai macam hambatan/kendala, di antaranya :

A. Tidak Mempunyai Sanad yang Jelas

Hampir semua pembimbing/pelatih Thifan Po Khan tidak mempunyai sanad yang jelas, ini terjadi karena akibat beberapa hal :
1. Menyebarnya kitab Thifan Po Khan, sehingga banyak pembimbing/pelatih yang hanya bermodalkan membaca kitab langsung menjadi pelatih.
2. Melihat peluang bisnis karena banyaknya permintaan pelatihan.
3. Menganggap bahwa Thifan Po Khan itu milik umat Islam dan jadi harus diajarkan walaupun sebenarnya belum pantas untuk mengajar.

B. Tidak Mengetahui Cara Membaca Kitab Thifan Po Khan yang Benar

Perlu diketahui bahwa kitab Thifan Po Khan bukanlah kitab yang mudah untuk dimengerti isinya. Untuk sampai memahami isinya perlu belajar cara membacanya kepada pembimbing yang betul-betul telah dianggap mampu. Untuk membaca dan menafsirkannya sesuai dengan kaidahnya, karena bila pelatih salah menafsirkan isi kitab Thifan Po Khan dan mengajarkan-nya, sudah dapat dipastikan akan terjadi kerusakan fisik bagi yang mempelajarinya. Kalau ini terjadi, di mana tanggung jawab anda sebagai pembimbing/pelatih ? Bukankah yang kita latih itu saudara kita sendiri, kaum muslimin.

C. Tidak Komprehensif dalam Memahami Kaidah Thifan Po Khan

Untuk memahami kaidah Thifan Po Khan yang benar perlu adanya studi yang komprehensif, dan diperlukan wawasan yang luas untuk memahami hal ini. Pembimbing/pelatih harus mempunyai berbagai macam masukan dari berbagai macam nara sumber yang betul-betul ahli di bidangnya. Dan pembimbing/pelatih juga harus memiliki berbagai macam buku referensi beladiri dan penunjangnya.

Dengan adanya nara sumber dan buku-buku tersebut, pembimbing/pelatih mempunyai bekal yang cukup untuk memahami kaidah Thifan Po Khan yang benar. Studi komprehensif ini sangat bermanfaat untuk menemukan jati diri Thifan Po Khan yang sebenarnya.

D. Tidak Memahami Akan Terjadinya Kerusakan Fisik Jika Salah Berlatih

Seperti kita ketahui, berlatih beladiri berkaitan erat dengan sistem otot, saraf, organ pernafasan, sistem tulang dan lain-lain, karena setiap kali kita melakukan gerakan berarti kita menggetarkan sistem-sistem tersebut di atas. Jika teknik menggetarkannya dan menggerakkannya salah, maka akan terjadi kerusakan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Beberapa contoh kerusakan :
1. Hernia : Salah satu penyebab Hernia adalah salah dalam melakukan teknik pernafasan perut. Perut yang seharusnya ditekan ke luar tetapi malah ditekan ke bawah. Hal ini menyebabkan penyangga perut tidak mampu menahan bobot tekanan.

2. Memukul-mukul benda keras dengan tangan tidak terbungkus akan mengakibatkan kerusakan-kerusakan saraf dan tulang tangan.

3. HNP (Hernia Nuklaus Pulpasus) : Robeknya tulang punggung akibat mengangkat benda berat melebihi kemampuan (ini sering terjadi bagi mereka yang suka berlatih beladiri dengan mengangkat beban-beban berat).

4. Memukul leher di bagian belakang telinga, hal ini akan mengakibatkan kerusakan saraf karena di bagian tersebut terdapat batang otak yang merupakan pusat sistem saraf. Jika hal ini berlangsung terus akan mengakibatkan parkinson.

5. Memaksakan gerakan-gerakan berat kepada orang yang belum pernah berlatih gerakan tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan menurunnya aliran darah pada otot dan akan menimbulkan rasa sakit diakibatkan kontraksi penguatan otot yang berlebihan.

6. Melakukan gerakan-gerakan baru yang tidak terdapat dalam kajian beladiri tersebut. Hal ini dapat menyebabkan jaringan otot terkoyak.
Untuk menghindari hal-hal tersebut di atas, pembimbing/pelatih harus dibekali pengetahuan global tentang sistem-sistem yang disebutkan di atas. Hal ini sangat perlu karena yang kita bimbing adalah saudara kita kaum muslimin dan untuk ini kita harus memberikan yang terbaik pada mereka.

E. Tidak Mempunyai Bentuk Baku dalam Sistem Pengajaran

Penulis sering mendengar keluhan dari para tamid (murid) tentang sering berubahnya teknik jurus ataupun teknik pelatihannya (metode pelatihan). Hal ini terjadi karena memang Thifan Po Khan yang diajarkan Ustadz A.D. El Marzdedeq tidak mempunyai bentuk baku. Hal ini karena berbagai macam alasan, salah satu alasannya agar Thifan Po Khan berhati-hati dalam merekrut tamidnya.

Bentuk baku ini diperlukan dalam rangka pembinaan berjenjang tamid, menganalisa kemajuan tamid dan menentukan target yang ingin dicapai/diinginkan. Dengan adanya bentuk baku ini kemungkinan munculnya perbedaan gerakan (teknik pelatihan, teknik jurus dan lain-lain) dapat kita hindarkan. Hal ini penting agar tidak memunculkan aliran-aliran baru (yang diketahui ± 18 aliran) dan juga penting agar tamid tidak menjadi bingung terhadap satu dengan yang lainnya.

Bentuk baku yang harus kita miliki mencakup beberapa hal penting, di antaranya :
1. Metode pelatihan.
2. Persamaan jurus/teknik (materi pelatihan)
3. Jenjang tingkatan dan cara pengujiannya
4. Pelatihan khusus bagi pembimbing yang terus menerus.
5. Bentukan baku yang lain untuk menunjang kemajuan tamid.

F. Tidak Tertib dalam Memberikan Pengajaran

Banyak sekali kita temukan yang mengajarkan Thifan Po Khan tidak berdasarkan target, tetapi berdasarkan pembimbing itu sendiri, sehingga kita jumpai pembimbing memberikan materi yang tidak berkaitan satu sama lain (tidak saling menunjang). Ini membuktikan sesungguhnya pembimbing tersebut belum memenuhi syarat untuk mengajarkan, dan apa yang terjadi ? Pelatihan tidak berlansung lama dan yang paling membuat kita prihatin adalah ilmu Thifan yang mereka dapat dibawa ke dalam beladiri lain.

Seperti sering kita lihat senam Thifan dipakai dalam beladiri lain, lalu di mana tanggung jawab anda sebagai pembimbing/pelatih ?

G. Tidak Tertib dalam Administrasi

Seperti dalam masalah tersebut di atas, banyak sekali pembimbing/pelatih yang menerima tamid tidak tertib administrasinya, hingga tamid yang berlatih tidak terdaftar di pusat pimpinan (Zho Lanah) sehingga perkembangan tamid menjadi tidak jelas karena tidak adanya ujian yang menentukan kemajuan mereka.

H. Tidak Melakukan Cek dan Ricek dalam Pemberian Materi Pelatihan

Pada umumnya pembimbing Thifan jarang sekali melakukan cek dan ricek tentang pemberian materi yang mereka ajarkan. Hal ini terbukti dengan jarang sekali mendiskusikannya kepada nara sumber Ustadz A.D. El Marzdedeq.

Sering penulis menanyakan kepada beliau, apakah ada pembimbing/pelatih yang suka mendiskusikan masalah materi kajian, beliau menjawab hampir tidak ada. Kalau hal ini terjadi maka pembimbing memberikan materi pelatihan, kebenarannya hanya menurut pembimbing itu sendiri.

I. Adanya Misi Terselubung dari Orang-orang atau Kelompok-kelompok Tertentu

Orang-orang/kelompok-kelompok ini biasanya berfaham : “Yang penting ilmunya kita dapat dan kita tidak perlu mengikuti tertib mereka”. Dan setelah mereka mendapatkan pelatihan/pengajaran, mereka ajarkan lagi kepada orang-orang/kelompok-kelompok mereka tanpa memberitahukan kepada pusat pimpinan (Zho Lanah) dan kalau ini mereka lakukan maka mereka akan mewariskan kerusakan fisik kepada kelompok-kelompok/orang-orang mereka, karena pembimbing mereka sebenarnya belum mendapatkan legalitas untuk mengajar. Ingat !!! Salah berlatih dapat merusak fisik anda.

J. Mencari Legalitas dengan Mengatasnamakan Ustadz A.D. El Marzdedeq

Sering sekali kita mendengar pembimbing/pelatih yang meyakinkan dirinya telah pantas untuk mengajar membawa-bawa nama Ustadz A.D. El Marzdedeq, padahal setelah penulis langsung menanyakan kepada Ustadz A.D. El Marzdedeq, Ustad menjawab : “Saya tidak menyatakan seperti itu”.

Untuk itulah tamid yang akan mempelajari Thifan Po Khan, jika mendengar pembimbing/pelatih/orang mengatasnamakan Ustadz A.D. El Marzdedeq, jangan hanya percaya tetapi mintalah bukti tertulis, bahwa apa yang pembimbing/pelatih/orang katakan tersebut betul-betul dari beliau. Hal ini pulalah yang ditekankan Ustadz A.D. El Marzdedeq kepada penulis, bahwa jika ada issue-issue tersebut, tolong langsung saja ditanyakan kepada beliau.

K. Memberikan Issue yang Jelek kepada Pelatih Lainnya

Hal ini dialami sendiri oleh penulis, banyak pelatih-pelatih lain yang mengissuekan hal-hal yang buruk terhadap penulis, di antaranya ada 3 (tiga) issue pokok. Tiga issue pokok itu adalah :
1. Suka berimprovisasi
2. Suka mengambil murid pelatih lain
3. Tidak jelas pemahaman agamanya

Penjelasan penulis sebagai berikut :
1. Dijawab sendiri oleh Ustadz A.D. El Marzdedeq dalam suratnya kepada penulis, bahwa bentuk baku yang penulis ajarkan sesuai dengan kaidah Thifan Po Khan.
2. Sama sekali tidak benar. Tamid yang berlatih kepada penulis datang sendiri dengan berbagai macam keluhan di antaranya :
- Tidak ada kemajuan, padahal sudah berlatih lama (ada yang sudah 8 tahun).
- Ditinggalkan oleh pembimbing.
Untuk lebih mengetahui issue ini silahkan bertanya langsung kepada tamid yang belajar kepada penulis.
3. Perlu penulis tekankan bahwa penulis berfaham janji Thifan dan Insya Allah istiqomah menjalankannya.

Setelah penulis amati ternyata issue yang ditiupkan kepada penulis ada 3 (tiga) alasan pokok, yaitu :
1. Takut kehilangan murid (tamid).
2. Takut kehilangan mata pencaharian.
3. Menganggap penulis orang baru di Thifan (lebih junior).

Dengan adanya keterangan-keterangan di atas, kaum muslimin yang berfaham Al-Qur’an dan As-Sunnah yang berminat belajar Thifan Po Khan diminta teliti untuk mencari pembimbing yang benar-benar memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
1. Mempunyai sanad yang jelas (ditegaskan secara tertulis).
2. Profesional, dalam arti :
- Mengerti tentang sistem baku pengajaran.
- Mengerti bagaimana membuat tamid dari hari ke hari bertambah kemajuannya.
- Mempunyai tanggung jawab moril yang besar.

Demikianlah fakta yang penulis temukan dan kumpulkan di lapangan, semoga informasi di atas dapat berguna bagi pembimbing maupun kaum muslimin yang berfaham Al-Qur’an dan As-Sunnah yang ingin belajar Thifan Po Khan.

Marilah kita jujur pada diri kita sendiri untuk menggunakan akal kita sebelum mengambil keputusan untuk mempelajari atau mengajarkan Thifan Po Khan.
Semoga tamid pengkaji Thifan Po Khan
berjaya dalam lindungan Allah I.

0 komentar:

Posting Komentar