Dalam berlatih beladiri seorang tamid (murid) akan menemui saat-saat turun semangat. Apakah merasa setengah hati atau tidak siap berlatih sama sekali. Pada kondisi ini terjadi beberapa kemungkinan, yang pertama: seorang tamid tetap berangkat berlatih menyisihkan 1-2 jam waktunya dalam satu minggu untuk sekedar mensyukuri nik-mat kesehatan yang ia rasakan, atau yang kedua: seorang tamid tidak berangkat berlatih sehingga melewatkan nikmat silaturahmi, nikmat menuntut ilmu, dan kesempatan mendapatkan berkah lainnya.
Dari kemungkinan itu sudah tentu yang kita inginkan adalah kemungkinan pertama yaitu tetap istiqomah berlatih. Pertanyaan yang muncul bagaimanakah agar kita tetap istiqomah dalam menjalani latihan sehingga dapat mendobrak kelesuan dan masuk ke dalam semangat berlatih?
Jawabannya adalah, luruskan niat kita dan tanyakan pada diri sendiri untuk apa sebenarnya kita berlatih. Rasulullah Saw bersabda:
“Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Barangsiapa berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya (akan diterima) sebagai hijrah karena Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa hijrahnya karena dunia yang ia cari atau wanita yang ia nikahi, maka ia akan mendapatkan apa yang yang dituju.” (Bukhari dan Muslim)
Kalau niat kita hanya bersifat duniawi seperti ingin dipuji oleh manusia atau mengharapkan sesuatu yang hanya bersifat duniawi maka sudah tentu masalah kelesuan berlatih sulit kita atasi, tetapi jika yang kita harapkan adalah pahala akhirat maka tidak ada rasa bosan di dalam diri kita.
Dan barang siapa menghendaki pahala dunia niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat kami berikan pahala akhirat itu (Ali Imran:145)
Pantaslah salah seorang cucu Rasulullah saw. pernah mengatakan bahwa "Barangsiapa yang hendak bermaksiat kepada Allah, maka apa yang ia harapkan tidak akan datang, sedangkan yang dipercepat datang kepadanya justru sesuatu yang tidak dia inginkan".
Tidak usah heran bagi orang yang tidak ikhlas dalam melakukan amal apa pun, dia akan banyak menemui kekecewaan dalam hidup ini. Orang yang tidak ikhlas niscaya akan banyak tersinggung dan kerap kali dirundung kecewa karena dia memang terlalu banyak berharap kepada makhluk sehingga hanya kepusinganlah yang dialami.
Untuk itulah bagi kita yang akan mengkaji ilmu beladiri harus terus menanyakan kembali niatnya dalam berlatih.
Agar latihan kita dapat bernilai ibadah maka kegiatan latihan kita haruslah dalam rangka merealisasikan Firman Allah Swt:
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi ….” (Al-Anfal: 60)
Dan dalam rangka menerapkan apa yang disabdakan Rasulullah Saw:
“Mu’min yang kuat lebih dicintai Allah dari mu’min yang lemah, dan masing-masing memiliki kebaikan. Bersemangatlah terhadap hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan merasa malas, …”. (HR. Muslim)
Luar biasa sekali pentingnya niat itu karena niat adalah pengikat amal dan kunci kekuatan berlatih. Orang-orang yang tidak pernah memerhatikan niat yang ada di dalam hatinya, berarti ia tengah bersiap-siap untuk mendapat beban, membuang waktu, membuang tenaga, harta, ataupun pikiran, tanpa arti sama sekali. Keikhlasan seseorang benar-benar menjadi teramat sangat penting dan akan menumbuhkan kekuatan dahsyat, membuat hidup ini menjadi sangat mudah, indah, dan jauh lebih bermakna.
Semoga Allah mengaruniakan kepada kita hati yang ikhlas. Karena kendati berlatih sekuat tenaga, bersimbah peluh berkuah keringat, terkuras pikiran, kalau tidak ikhlas, tidak ada nilainya di sisi Allah. Bertempur di medan perang melawan musuh, tetapi kalau niatnya hanya ingin disebut pahlawan, pasti ia tidak memiliki nilai apapun. Menafkahkan seluruh harta kalau hanya ingin disebut dermawan, juga tidak akan memiliki nilai apapun.
1 komentar:
Assalamu Alaikum
mo tanya Pusat bela diri Thifan Po Khan dimana? Ane mau Belajar, Untuk banda Aceh ada gak?
Posting Komentar