BAB 1
MENELITI BELADIRI MENURUT TUNTUNAN AQIDAH ISLAMIYAH
MENELITI BELADIRI MENURUT TUNTUNAN AQIDAH ISLAMIYAH
Untuk mengkaji beladiri hendaklah kita tidak menyimpang dari Aqidah Islamiyah, karena mengkaji beladiri tanpa pengetahuan yang mendukung dapat mengakibatkan rusaknya Aqidah Islamiyah kita, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Dasar pengkajian yang kita lakukan hendaklah sesuai dengan firman Allah sebagai berikut :
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”. (Q.S. Al-Israa’ : 36)
Di dalam ayat tersebut di atas Allah menginginkan kita sebagai hambanya untuk mengadakan penelitian yang mendalam tentang sesuatu yang akan kita kerjakan atau kita ikuti. Begitu pula dengan masalah beladiri yang akan kita ikuti harus kita teliti terlebih dahulu.
Dengan penelitian ini diharapkan kita sebagai umat Islam tidak terjebak dengan permasalahan dan perbuatan kita yang merusak aqidah kita, baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga kita semua yang berminat mengkaji beladiri berada di Jalan Allah.
Suatu aliran beladiri bisa dikatakan Islami jika sudah memenuhi kriteria berikut :
A. Niat untuk Belajar Beladiri
Niat merupakan sesuatu yang menentukan pekerjaan kita apakah dapat dinilai sebagai ibadah ataupun tidak oleh Allah. Begitupun mempelajari beladiri segalanya tergantung oleh niat kita apakah hanya mencari sehat, atau tujuan lainnya, sebagaimana hadits berikut :
"Sesungguhnya amal itu tergantung dari niatnya” (H.R. Bukhori)
“Dan barang siapa menghendaki pahala dunia niscaya kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat kami berikan pahala akhirat itu” (Ali Imran 145).
Hendaklah tujuan dalam mempelajari beladiri hanyalah untuk membela hak kita sebagai seorang muslim yang menjadi khalifah di muka bumi ini.
B. Bebas dari Segi Aqidah
Yang dimaksud bebas dari segi Aqidah adalah :
1. Tidak ada tata cara penghormatan yang menyalahi aqidah.
2. Tidak ada lambang-lambang yang menyalahi aqidah.
3. Tidak ada bid’ah dalam pelatihan yang menyebabkan rusaknya aqidah.
4. Tidak ada hal-hal yang bersifat ‘Tasyabbuh’.
5. Tidak ada hal-hal yang bersifat ‘Ashobiyah’.
6. Dan lain-lain yang perlu diteliti dan dikaji lagi.
Untuk lebih jelasnya, agar kita terbebas dari segala bentuk yang bisa merusak aqidah kita, kita gunakan metode penyeleksian sebagai berikut :
1. Janji yang diucapkan dalam beladiri
Janji ini memegang peranan penting dalam mempelajari beladiri, karena janji inilah yang akan menjiwai setiap gerak-gerik murid yang mempelajarinya. Sebagai seorang muslim sudah tentu yang kita inginkan adalah janji yang sesuai dengan perintah Allah.
2. Perhatikan dan teliti lambang yang digunakan
Lambang beladiri tersebut apakah menyalahi aqidah Islamiyah kita atau tidak.
Contoh :
- Segi tiga sama kaki, baik terbalik ataupun tidak ini melambangkan kaum zionis Yahudi.
- Swastika ini melambangkan aqidah Hindu/Budha
- Bintang Segi Enam yang terdiri dari dua buah segitiga sama kaki, ini melambangkan Bintang Yahudi (aqidah Yahudi).
- dan lain-lain.
3. Perhatikan cara penghormatannya (sikap tangan dalam penghormatan)
Sikap tangan banyak yang tanpa kita sadari melambangkan suatu aqidah agama lain.
Berikut akan kita lihat arti sikap tangan (Mudra) dalam kitab Weda Parikrama susunan G. Pudja terbitan tahun 1972 di halaman 57 berbunyi sebagai berikut :
“Tiap arah dengan nama mudra tersendiri dan tiap mudra melambangkan aspek dewata dengan arti tujuan tertentu”.
Jadi kalau kita melakukan penghormatan dengan sikap tangan yang melambangkan suatu dewa tertentu, berarti kita telah menserikatkan Allah I secara tidak langsung. Semoga Allah I memaafkan kebodohan kita tersebut.
4. Teknik pernafasan yang digunakan
Memahami teknik pernafasan sama pentingnya dengan memahami sikap tangan. Banyak teknik pernafasan yang menggunakan metode pernafasan agama lain yang bagi mereka merupakan salah satu cabang ibadah. (contoh : pernafasan Yoga)
5. Cara untuk meningkatkan kemampuan diri
Hal ini sangat penting kita pahami, karena jika kita meningkatkan kemampuan diri kita dengan bantuan bacaan-bacaan tertentu ataupun upacara-upacara tertentu yang mempunyai syarat tertentu pula, maka kita akan terjerumus dalam kemusyrikan.
Latihan fisik harus benar-benar mengerahkan kemampuan fisik kita, jangan kita campuri dengan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan latihan fisik kita.
6. Cara melakukan jurus / gerakan dalam beladiri
Hal ini sangat penting untuk membedakan jenis beladiri tersebut dan menyesuaikannya dengan struktur tubuh kita. Terutama untuk membedakan mana gerakan yang cocok untuk laki-laki dan mana yang cocok untuk perempuan.
Jika cara berjurus untuk laki-laki disamakan dengan perempuan, maka kita akan termasuk dalam hadits berikut ini :
“Rasulullah melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-laki”.(HR. Bukhori)
Rasulullah melaknat laki-laki yang berpakaian serupa pakaian perempuan dan perempuan yang berpakaian serupa pakaian laki-laki. (HR. Abu Daud, Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Hiban dan Hakim)
Dari hadits di atas jelas Allah I dan Rasul-Nya melarang perempuan menyerupai laki-laki atau bertingkah sebagai laki-laki begitu juga sebaliknya.
Hasil latihan beladiri dapat mempengaruhi fisik dan mental seseorang, jika perempuan mempelajari beladiri dengan gerakan yang disamakan untuk laki-laki (misal : gerakannya keras) maka perempuan tersebut akan terbawa alam laki-laki, tubuhnya akan menjadi keras berotot bagaikan penarik gerobak, sehingga hal ini merusak fitrahnya sebagai seorang perempuan, dan ini dilarang oleh Allah I dan Rasul-Nya sesuai dengan hadits di atas.
Beladiri merupakan pakaian bagi orang yang mempelajarinya, untuk itulah hati-hatilah dalam memilih jenis beladiri yang akan diikuti.
Dari cara berpakaian untuk berlatih pun laki-laki dan perempuan tidak boleh sama, perempuan harus menggunakan pakaian yang tertutup auratnya namun tidak mempengaruhi gerakannya. Perempuan dan laki-laki tidak dapat berlatih dalam satu tempat yang sama, karena hal ini akan mengaburkan niat kita dalam berlatih beladiri.
C. Bebas dari Segi Kesehatan
Yang dimaksud bebas dari segi kesehatan adalah : latihan beladiri yang tidak merusak kesehatan dalam jangka panjang ataupun jangka pendek, hingga pada akhirnya terjebak ke dalam suatu ‘Kedzoliman’ yang sudah pasti bertentangan dengan tuntunan Aqidah Islamiyah.
Contoh :
1. Cara menendang yang salah yaitu mengunci sendi lutut sehingga dua tulang di bawah tempurung lutut beradu, pada akhirnya mengakibatkan lecet.
2. Cara memukul yang salah yaitu mengunci sendi sikut dapat mengakibatkan terjadinya lecet pada tulang hasta akibat berbenturan tulang.
3. Memukul-mukul benda keras dapat mengakibatkan terjadinya penumpukan asam urat yang pada akhirnya dapat menjadi trauma sendi.
4. Memukul-mukul leher yang mengakibatkan pusat sistem saraf yang berada di batang otak terganggu.
5. Melakukan gerakan-gerakan yang membahayakan tulang punggung seperti ‘Kayang’ yang dapat membuat terjadinya lecet pada tulang punggung.
6. Melakukan pemanasan yang tidak ‘tertib’ seperti menahan nafas dengan keras pada awal pelatihan, ini mengakibatkan sistem peredaran darah terganggu akibat sendi, otot, jantung belum dipanaskan terlebih dahulu.
7. Dan lain-lain yang perlu diteliti dari segi kesehatan agar tidak terjebak pada hal-hal yang mendzolimi diri kita sendiri.
Sumber:
http://thifanbekasi.blogspot.com/2008/09/kungfu-muslim-thifan-pokhan-tsufuk.html
2 komentar:
Artikel menarik .., boleh copy paste yah pak
Harrah's Lake Tahoe - Hotels - Singapore Casino
Find the best Harrah's Lake Tahoe in Singapore, Malaysia. Located in kadangpintar the heart of the action is septcasino the luxurious Harrah's 제왕카지노 Lake Tahoe. With the beautiful
Posting Komentar