KUNGFU MUSLIM THIFAN POKHAN TSUFUK (BAB 2)

BAB 2
DAHT DAN NAHT

Pada dasarnya manusia cenderung ingin memiliki kekuatan di luar jangkauan kemampuan manusia itu sendiri. Ada manusia yang berbangga hati jika mampu mempertontonkan keistimewaannya kepada orang lain dan ada pula yang berdalih untuk mempermudah keinginannya.
 
Contoh nyata manusia yang berbangga hati untuk mempertontonkan kemampuannya seperti kebal, dapat memutuskan rantai besi yang tebal, mandi dalam api, menggoreng dengan tangan dan sebagainya. Manusia yang berdalih untuk mempermudah hidupnya seperti dapat mendatangi tempat yang jauh dalam sekejap, dapat mengetahui peristiwa yang akan datang, dapat menghilang, dapat mendatangkan buah-buahan dari negeri yang jauh, dan sebagainya.
 
Kita sebagai umat Islam hendaknya tidak membabi buta untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan. Tetapi hendaklah kita teliti dahulu asal-muasal suatu perkara, kita gunakan mata kita, kita gunakan telinga kita, kita gunakan akal dan kemudian kita putuskan dengan hati apakah masalah yang kita dapatkan tadi sesuai dengan ajaran agama kita (Islam) ataukah bertentangan dengan ajaran agama Islam. Jika telah kita gunakan metode yang di atas tadi, Insya Allah kita akan mendapatkan sesuatu yang diridhoi oleh Allah.
 
Penulis akan menerangkan masalah-masalah yang berkaitan dengan penggunaan tenaga luar (Jin) untuk kepentingan manusia dalam beladiri, pengobatan dan lain-lain, kemudian kita lihat dari segi agama apakah hal tersebut dibenarkan ataukah tidak, kemudian juga akan kita lihat cara-cara yang tidak dicontohkan oleh Nabi Muhammad dan para shahabat beliau untuk mendapatkan karomah, maunah dengan jalan dzikir nafas dan lain-lain.

Semoga kita umat Islam terutama tamid Thifan Po Khan tidak terperangkap oleh hal-hal yang menggunakan bantuan luar dan melakukan hal-hal yang tidak dicontohkan oleh Nabi Muhammad dalam segi peribadatan untuk mendatangkan sesuatu yang menakjubkan. Semoga kita semua dalam lindungan Allah. Aamiin.
 
A. Jin
 
1. Istilah dan asal Jin
 
Arti Jin menurut bahasa adalah makhluk yang tersembunyi, sedangkan menurut pengertian agama adalah makhluk yang dijadikan Allah dari api. Hal ini dapat kita lihat dalam firman Allah sebagai berikut :
 “Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (Q.S. Al-Hijr 27)
 
 “dan Dia menciptakan jin dari nyala api” (Q.S. Ar-Rahman 15)
Jin diciptakan Allah untuk beribadah kepadanya, hal ini dapat kita lihat dalam firman Allah sebagai berikut :
 
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”
(Q.S. Adz-Dzaariyaat : 56)

2. Jin terbagi dua golongan
 
Setelah turunnya Al-Qur’an, bangsa Jin pun harus mengikuti petunjuk Al-Qur’an, karena Al-Qur’an adalah tuntunan ibadah bagi makhluk Jin dan Manusia sesuai dengan surat Adz-Dzaariyaat ayat 56. Penjelasan tentang Islamnya Jin dapat kita lihat dalam firman Allah sebagai berikut :
 “Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Qur'an, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: "Diamlah kamu (untuk mendengar-kannya)". Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.
 
Mereka berkata : "Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus.
 
Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih.
 
Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah maka dia tidak akan melepaskan diri dari azab Allah di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata".(Q.S. Al-Ahqaaf : 29-32)
 
 “Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadaku bahwasannya: sekumpulan jin telah mendengarkan (Al Qur'an), lalu mereka berkata: "Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Qur'an yang menakjubkan.
(yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorang pun dengan Tuhan kami.
 
Dan bahwasannya Maha Tinggi kebesaran Tuhan kami, Dia tidak beristeri dan tidak (pula) beranak.
 
Dan bahwasannya: orang yang kurang akal daripada kami dahulu selalu mengatakan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah”.
(Q.S. Al-Jin : 1-4).
 
Dari ayat tersebut di atas dapatlah disimpulkan bahwa Jin terbagi menjadi dua golongan yaitu yang Taat dan yang membangkang. Golongan yang membangkang bersekutu dengan golongan Jin yang dilaknat oleh Allah yang disebut Syaitan.
 
3. Jin hidup dan mati
 
Seperti halnya manusia, Jin pun perlu makan dan minum, dengan kata lain Jin pun perlu mencari rezeki untuk kebutuhan hidupnya, kita lihat dalil yang mendukung pendapat ini.
 “Dan bahwasannya jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak)”.(Q.S. Al-Jin : 16)

Hal ini didukung oleh hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa Rasulullah pernah kedatangan segolongan Jin, maka Rasulullah mendo’akan mereka jika mereka menemukan tulang dan kulit, mereka dapatkan rezeki makanan di sana.
 
Karena Jin makan dan minum, maka tentulah Jin mempunyai jasad, hanya saja jasadnya tidak sama dengan manusia, Jin dapat masuk ke tempat yang kecil, ia dapat menembus pagar batu melalui lobang-lobang kecil pada batu itu, Jin pandai menjelma dan pandai terbang.
Jin pun mati seperti halnya manusia, ini disebabkan karena ia makan dan minum, kecuali golongan yang dikutuk oleh Allah.
 
Jin mempunyai tempat tinggal, Jin-Jin Islam kebanyakan menempati tempat yang tinggi dan bersih, sedangkan Jin kafir biasa menempati lembah-lembah. Kebiasaan Jin itu keluar pada malam hari, pada saat-saat yang sunyi, pada tempat-tempat yang rimbun dan gelap.
 
4. Jin bukan di alam ghaib dan tidak mengetahui masalah ghaib
 
Antara alam manusia dan alam jin terhalang oleh hijab, maka jika jin menerobos hijab itu lalu memasuki alam manusia, maka jin akan berubah wujud sesuai dengan keinginannya, karena jin diberi kemampuan oleh Allah untuk mengubah wujud menurut yang diinginkannya (secara logis unsur pembentuknya nyala api).
 
Jin tidak mengetahui masalah yang ghaib karena mereka bukan di alam ghaib, lihat firman Allah sebagai berikut :
 “Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan”(Q.S. Saba : 14)
 
 “Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan bagi mereka”.
(Q.S. Al-Jin : 10)
 
5. Apakah Jin berakal / berilmu pengetahuan
 
Jawaban dari pertanyaan di atas adalah “ya”, ini dapat kita lihat dalam surat Adz-Dzaariyat : 56, dalam ayat ini Allah perintah kepada jin dan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Konsekuensi logis dari ayat tersebut yaitu jin diberi kemampuan untuk mengerti aturan main Allah, dengan kata lain jin diberi akal oleh Allah.
 
Ayat lain yang mendukung pada surat Al-Jin ayat 1-4 tersebut di atas, ketika jin mendengar ayat Al-Qur’an dan kemudian jin tersebut membuat suatu kesimpulan dari apa yang didengarkannya, dan lebih menyakinkan lagi bila kita lihat pada surat Ar-Rahman ayat 33 yang berbunyi :
 “Hai jama`ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan”.
(Q.S. Ar-Rahman : 33)
 
Dari keterangan di atas jelas dapat disimpulkan bahwa jin merupakan makhluk yang diberi akal oleh Allah.
 
6. Jin yang taat digoda oleh Syaitan
 
Seperti yang telah diterangkan di atas, jin terbagi menjadi dua golongan yang taat (Islam) dan golongan yang tidak taat (membangkang). Golongan yang taat akan mendapat godaan dari syaitan agar menyimpang dari kebenaran. Hal ini logis sekali karena golongan yang taat mengikuti aturan main dari Allah, sedangkan syaitan tidak menghendakinya. Untuk mendukung pendapat ini kita lihat surat Al-An’aam sebagai berikut :
 “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan”.
(Q.S. Al-An’aam : 112)
 
Dalam tafsir Ibnu Katsir diterangkan bahwa Assuddi meriwayatkan dari Ikrimah, berkata : Syaitan manusia menyesatkan dan mempengaruhi manusia, sedang jin menyesatkan dan mempengaruhi jin, kemudian jika bertemu keduanya lalu memberi tahu, aku telah menyesatkan golonganku dengan cara ini, maka cobalah untuk mempengaruhi golonganmu. Ibnu Abbas juga meriwayatkan serupa dengan keterangan itu.
Seperti halnya manusia, jin yang tidak taat kadang kala dengan bantuan syaitan (yang tidak tampak) mempengaruhi jin dan manusia yang taat untuk menyimpang dari aturan main Allah.
 
7. Golongan Jin yang dikutuk (Syaitan)
 
Dalam surat Al-Hijr ayat 27 dikatakan bahwa jin diciptakan oleh Allah lebih dahulu daripada manusia, ini memungkinkan jin berkembang biak. Dalam tafsir Ibnu Katsir dikatakan jin yang pertama sekali diciptakan bernama Marij dan ia berjodoh, salah satu keturunan Marij bernama Hariq yang dikatakan telah beribadah selama dua ratus tahun lamanya. Tetapi karena Hariq tidak mau taat pada perintah Allah pada saat dijadikan Adam, maka Allah berikan gelar Iblis. Ini dapat kita lihat dalam surat Al-Kahfi sebagai berikut :
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim”
(Q.S. Al-Kahfi : 50)
 
Setiap turunan dari Hariq dinamakan syaitan. Gelar ini diberikan ketika dia mulai menggoda manusia dan jin yang taat, kita harus berhati-hati karena mereka berjanji akan menyesatkan kita, karena bapak kita Adam yang menurut Syaitan menyebabkan bapak mereka Iblis (Hariq) keluar dari sorga dan menjadi makhluk yang dikutuk. Lihat firman Allah sebagai berikut :
“Iblis menjawab: ‘Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya’”
(Q.S. Shaad : 82)
 
“Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta`at)” (Q.S. Al-A’raaf : 17)
 
Karena ikrar dari syaitan tersebut di atas, kita sebagai manusia beriman hendaklah berhati-hati jangan sampai kita tanpa kita sadari disesatkan oleh mereka. Karena mereka melihat kelemahan-kelemahan kita dari suatu tempat yang tidak kita lihat, sebelum ia masuk ke dimensi kita.

“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya `auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman”
(Q.S. Al-A’raaf : 27)
 
“Tiada seorang pun dari kamu, pasti didampingi oleh seorang dari bangsa jin dan didampingi oleh seorang dari bangsa malaikat, serempak salah seorang shahabat bertanya : Apakah tuan juga demikian ya Rasulullah ? Rasulullah menjawab : Ya, hanya Allah anugerahkan pertolongan padaku untuk menundukkannya sehingga menyerahlah ia dan tiada mengajak kepadaku kecuali perkara yang baik”
(HR. Muslim)
 
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan”.
(Q.S. Al-An’aam : 112)
 
Jika ada seseorang yang mengatakan ia dapat memanggil dan berkomunikasi dengan arwah orang yang telah meninggal, ketahuilah bahwa orang tersebut berdusta dan yang datang bukan arwah, melainkan syaitan bangsa jin yang telah menemani orang yang dipanggil tersebut ketika hidupnya, secara logis jelas ia mengetahui sesuatu yang berkaitan dengan orang tersebut, mulai dari suara, hobi, makanan dan sebagainya. Dengan percayanya kita bahwa kita dapat berkomunikasi dan dapat nasehat dari jin yang kita kira arwah yang dipanggil musyriklah kita.
 
Dalam kasus tersebut di atas syaitan yang mendampingi tidak mati karena telah diberi keringanan umur yang panjang sampai hari kiamat.
 
B. Bentuk Bantuan Jin
 
Sebagai seorang muslim kita hendaknya dapat berhati-hati dalam suatu perkara, jangan sampai suatu perkara itu dapat menjerumuskan kita dalam kemusyrikan yang tidak kita ketahui. Firman Allah mengingatkan kita supaya tidak terjerumus oleh kemusyrikan yang disebabkan oleh godaan syaitan dari golongan jin.
 
“Dan bahwasannya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan”
(Q.S. Al-Jin : 6)
 
Permintaan manusia pada jin itu kebanyakan dalam perkara ghaib seperti ilmu kedigjayaan, ilmu sihir dalam pertunjukkan, ilmu sihir tenung, ilmu wafaq, ilmu pelet, ilmu pengobatan dan sejenisnya. Dalam ilmu yang disebutkan di atas jelas manusia mengundang jin, tetapi kadang kala syaitan jin itu tiada diundang dia akan datang sendiri.
 
Kita lihat contoh di bawah ini ketika jin berusaha menyesatkan manusia tanpa diminta, contoh ini diambil dalam kitab tentang jin atau Al-Jin, sebagai berikut :
 
1. Jin datang tanpa diundang
 
Kisah pertama, seorang perempuan namanya Sarah Jamel, ia seorang anak yang ditinggal mati oleh ibunya dan ayahnya kawin lagi dengan wanita yang jahat. Ibu tirinya sering menyiksanya sehingga Sarah Jamel melarikan diri ke padang rumput dekat sebuah gua yang besar. Maka tatkala ia sampai di mulut gua itu, dia melihat ada seorang yang menyerupai ibunya, lalu berkata : ‘Hai Sarah masuklah’, lalu jin yang menyerupai ibunya memberikan sebuah batu putih, kemudian jin itupun lenyaplah, dan Sarah kemudian ditemukan oleh kabilah pembawa sutera dan diajaklah Sarah ke negeri utara yang jauh. Kemudian tersebarlah berita bahwa Sarah dapat mengobati segala penyakit dengan meletakkan batu putihnya pada bagian tubuh yang sakit. Sehingga musyriklah sebagian umat karena mereka menganggap ada kekuatan ghaib pada batu itu dan dipujalah batu itu.
 
Kisah kedua, Seorang laki-laki yang pernah terkena kusta hidup menyendiri pada sebuah tempat yang subur di tengah sahara. Pada suatu malam datanglah seorang tua yang berbulu lebat dan memberinya daging ular dan lambat laun ia sembuh dari penyakitnya itu, lalu laki-laki miskin tersebut disuruhnya membaca bacaan tertentu yang isinya memuji kekuatan pedang Zulfiqar setiap hari, lalu sepekan kemudian orang tua yang berbulu lebat datang kembali sambil membawa sebuah batu aqik berkilauan, sambil berkata : Usapkanlah dan bacalah dalam hati : ‘Tiada kekuatan kecuali pada Ali dan sebaik-baik kekuatan hikmah adalah pedang Zulfiqar sebanyak tiga kali. Maka ia menuruti nasehat orang tua tadi. Kemudian ia cobakan kepada orang yang berpenyakit kusta dan diberinya daging ular lalu sembuhlah. Lalu ia mendatangi pula seorang perempuan yang hampir terkena penyakit kusta, kemudian diobatinya dengan menggunakan batu tersebut sehingga ditakdirkan sembuh. Akhirnya ia menjadi kaya, tetapi banyaklah orang yang tersesat karena menganggap ada kekuatan ghaib pada batu tersebut.
 
Jin dapat menyesatkan manusia dengan mengubah bentuknya sesuai dengan kepercayaan suatu daerah terhadap tahayul, seperti harimau jadi-jadian, babi ngepet, penunggang kuda tak berkepala, dan sebagainya.
 
2. Jin datang dengan diundang
Seorang datang berobat kepada seorang dukun, kemudian dukun seolah-olah kemasukkan roh dan dituturkannya cara-cara untuk mengobati penyakitnya. Maka si pesakit pun mempercayainya dan musyriklah ia karena yang ia percayai adalah jin yang menjelma menjadi roh seseorang.
Seorang datang untuk melihat nasibnya di masa depan kepada seorang dukun. Kemudian dukun pun meramal nasibnya dengan bantuan bisikan-bisikan jin, maka ia percaya pada dukun, musyriklah ia.
 
Ada dukun yang membuat azimat-azimat penangkal bahaya, ada yang mempercayai ramalan burung, ada dengan memukul-mukul pasir (Ath-Tharqu), ada dengan nujum melihat bintang-bintang, maka peredaran bintang dihubungkan dengan nasib seseorang dan lain-lain.
 
C. Sihir
 
1. Bentuk dan cara sihir
 
Sihir banyak sekali macam dan bentuknya, di antaranya adalah : Tenung, Nujum, Sihir Pekasih, Sihir Penangkal, Sihir Pelaut, Sihir untuk menceraikan dua pasangan, Sihir kebal, Debus, Sihir pengobatan, Sihir tawar bisa semacam bisa ular, Sihir harimau di China dan Hindustan, dan lain-lain yang kurang terkenal.
 
Sihir itu dusta, seumpama ada benda mati yang disuruh seorang penyihir untuk bergerak, lalu benda itupun bergerak. Maka sesungguhnya ada jin yang menggerakkan benda tersebut, karena seorang tukang sihir ada ikatan dengan syaitan dalam perjanjian yang kuat dan syaitan pun ada permintaan yang berat terhadap tukang sihir sebagai imbalannya.
 
Bahwasannya sihir itu berupa tipu daya syaitan dan tiada mungkin dapat diperoleh seseorang melainkan harus ditebus dengan segala kemusyrikan dan kekafiran. Kemusyrikan yang terang dan kemusyrikan yang tersembunyi sering dilakukan oleh ahli-ahli debus dari kalangan Syi’ah, mereka meneriakkan ucapan-ucapan : “Ya Ali, ya Hassan, Ya Husain, Hadlir” dan sebagainya. Maka seorang membaca mantera dengan khusuk bersembunyi di balik tirai putih, maka penari debus itupun jadilah dan ia tusuk menusuk dengan paku debusnya, mengerat lidah, membakar diri, memenggal kepala dan sejenisnya, maka semuanya itu hanya tipuan syaitan yang terjadi bukan karomah yang mereka peroleh.
 
Seorang ahli sihir membawa seorang anak perempuan, kemudian ia menjajakan dagangannya itu, untuk memikat hati ia pertunjukkan sihirnya itu dengan menyembelih anak perempuan tersebut di ujung pasar, dibaringkannya anak perempuan tersebut, lalu semua pakaiannya dilepaskan, kemudian anak tersebut disembelih sehingga darah pun memancar, dan ia baringkan anak perempuan tersebut sampai darah menjadi membeku. Orang yang bertenaga daht yang tinggi dapat melihat bahwa yang disembelih bukanlah anak perempuan tersebut melainkan seekor kambing.
 
Seorang fakir di Kambay memperlihatkan kesaktiannya dengan menelan bukit, sebilah parang, empat buah bejana tembaga, sebuah kereta kuda, orang-orang pun bersorak kagum atas kehebatannya. Tetapi orang yang bertenaga Daht yang tinggi akan melihat bahwa si fakir sedang tertelungkup dan dagunya bersandarkan batu. Karena orang yang bertenaga daht yang tinggi serta keimanan yang kuat tidak tertipu oleh sihir.
 
Sihir Kathay ada pula terkenal dengan sihir tali tegak seumpama tiang lalu dipanjati oleh seorang anak sampai hilang di udara lalu penyihir melemparkan pedang tajam lalu berjatuhlah bagian-bagian tubuh anak itu dari angkasa. Semuanya itu bagi orang yang bertenaga daht tinggi adalah dusta.
 
Seorang dukun terkadang melakukan Sihir pengobatan, pada saat itu juga si pesakit dapat disembuhkan, tetapi ketika telah sampai di rumah sakitnya akan kembali lagi. Apa artinya pengobatan seperti itu.
 
Sihir pada masa dahulu terkenal seperti sihir tali, kuda, singa, sehingga seseorang dapat berprilaku seperti singa, sihir terbang dan sebagainya. Sihir ini berasal dari Mesir dan berkembang pada golongan bangsa Yunani dan Rum.
 
2. Sihir terselubung dari ahli bid’ah
 
Firman Allah :
“Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui”
(Q.S. Al Baqarah : 42)
 
“Dan katakanlah: ‘Yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap’. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap”
(Q.S. Al Israa’ : 81)
 
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah”
(Q.S. Al Hasyr : 7)

Sabda Rasulullah:
“Segala bid’ah (tambahan-tambahan yang dibuat) itu sesat, dan semua yang sesat itu di neraka”
(H.R. Muslim)
 
Ahli sihir ada dari golongan Sufi tetapi dengan corak lain dan berbau Islam, mereka mempergunakan tenaga luar itu dengan membawa ayat-ayat Al-Qur’an, diserunya syaikh-syaikh yang sudah terkubur, dibuatnya pekasih, penangkal, kekebalan dan sejenisnya.
Ahli sihir dari golongan sufi hanya mengganti bacaan dari fakir Hindu dengan bacaan yang berbau Islami yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah tentang penggunaannya, maka sabda Rasulullah:
“Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk kaum yang ia tiru.
(H.R. Abu Daud)
 
Contoh sihir yang dilakukan oleh ahli Sufi, seorang alim di anak benua Hindi bersantri banyak setelah selesai ilmu Islam dikaji beralihlah pada kajian dzikir nafas, karena penyatuan gerakan nafas dan olah serabut otot terdalam tidak seimbang maka timbullah daya tarik menarik dan dibumbuhilah gerakannya dengan bacaan Asma’ul Husna berselang Shalawat Nabi, menurut mereka keanehan yang terjadi itu karomah beralih yang dialap dari seorang syaikh semacam syaikh Gazni, Malawi, Benggali dan sebagainya.
 
Dengan latihan dzikir nafas menurut mereka dapat mengobati orang yang sakit, mengusir kerasukan jin, menangkap jin dan sebagainya. Tertipulah mereka dikira karomah yang datang tetapi syaitan dari bangsa jin yang datang.
 
Seorang alim di Malwa pernah mendatangkan anggur dari Makkah karena istrinya mengidam, hanya berpejam mata anggur tersebut telah datang. Kalau kita lihat dari sifat jin mudah baginya untuk menyihir sesuatu bentuk untuk menjadi anggur, tertipulah si Alim dianggapnya karomah yang datang tetapi syaitanlah yang menipunya.
 
Seorang alim di Malwa pernah bersafar, dan di dalam bersafarnya itu ia melihat seorang anak jatuh dari tebing, kemudian ia arahkan tongkatnya dengan membaca Hijib Zekif, maka anak gembala itu jatuh seumpama daun kering. Bukan karomah yang diperoleh si alim tetapi bantuan syaitan yang diperoleh, karena mana mungkin karomah dapat diperoleh dari ahli bid’ah.
 
D. Dzikir Nafas
 
Jika banyak bergerak dan mengatur pernafasan manusia akan menjadi sehat dan lambat menjadi tua, tetapi harus pula mengenal batas-batas, karena jika over akan berbahaya juga. Orang-orang Yunani yang semula mengkaji gerak pernafasan Mesir, telah menggali cara pernafasan bahu, yakni bahu itu ditarik ke atas berkali-kali, lalu mengembang kempiskan perut sambil perut berputar goyang seumpama penari istana Fir’aun itu, lalu tegak, lalu runduk bungkuk rukuk, lalu rentang dada berkali-kali, maka beberapa penyakit dapat terhindar seumpama penyakit sesak dan penyakit perut.
 
Digerakkannya seluruh tubuh dengan gerakan seumpama tarian dan nafas pun diaturlah, kepala bergoyang dan tangan kaki membentuk rangkaian gerak cerita, maka cara ini berasal dari bangsa yang tertua yang menduduki lembah Furat dan Dajlah, lalu tersebar ke Mesir, Hindi Purba, Persia, Babil lalu sebagian cara ini masuk ke Yunani dan Rum.
Olah pernafasan di Mesir dan Arab Purba itu hanya terbatas pada kaum bangsawan, lalu di Yunani dan Hindi tersebar oleh kaum pendeta, di Persia pun terbatas adanya sehingga banyak orang yang tidak mengetahuinya, karena pada masa itu orang pandai kikir akan ilmu.
Tempat berlatih olah tubuh pun khusus, berupa bulatan yang luas, orang mesir menyebutnya pernafasan kuda, orang Yunani berolah tubuh sesuai dengan agamanya seperti pesta sukan empat tahun, yakni sekali empat tahun untuk menghormati berhala mereka Zeus di gunung Olimpus.
 
Orang Hindu dan China kenal akan Yoga, Yoga semula berasal dari cara ibadat kepada berhala dengan duduk, berbaring, melipat tubuh dan sejenisnya, nafas teratur, lalu mata terpusat akan sebuah benda, maka ada yang diam dan ada yang membaca sesuatu. Yoga terkenal pada agama asli orang Hindu dan Budha. Orang China mengenal cara ini bermula dari Hindu Utara.
 
Yoga Patanjal lahir dari aliran Yoga lama, didirikan Patanjal lebih kurang 400 M, Yoga berhati hubungan. Yoga adalah jalan untuk menghubungkan diri pada yang ada dengan hakekat nafas untuk memasuki Moksa, melatih diri jasmani dan rohani dengan mengurangi makan, minum dan tidur, itulah tapas namanya. Batasilah segala kesenangan, kelezatan dan biasakanlah menyiksa diri, berdiri berjam-jam tengah hari dekat api unggun, tidur telanjang bulat pada malam hari di musim dingin, segala harus dilawan dengan mengolah pernafasan, maka jika semuanya itu telah tercapai terbukalah segala yang tidak mungkin tercapai. Pada latihan kedua melalui tiga tingkatan Brata :
1. Dharana, pemusatan pikiran dan perasaan pada Yantra, sehingga seolah-olah tiada benda kecuali Yantra itu.
2. Dhyana keadaan jiwa yang tiada putus, bertaut dengan Yantra sehingga bersatulah sudah.
3. Samadhi, jiwanya lebur bersatu dalam Yantra, maka teratasilah segala sifat kemanusiaan itu.
 
Yantra adalah benda pemusatan yang merupakan akan jalan pemusatan diri pada Brahman, jika tercapailah Atman dan Brahman, maka akan terbuka delapan tirai kesaktian :
1. Pandai menghilang
2. Meringankan tubuh sehingga ia bisa tidur nyenyak di atas paku
3. Agung
4. Dapat melakukan apapun yang ia kehendaki
5. Menyingkap kegaiban
6. Selalu mengepalai makhluk
7. Mengetahui segala rahasia
8. Mendekatkan jarak yang jauh
 
Sifat Brahman menurut Yoga Patanjal : Azali, Esa, Tak berkehendak pada makhluk, tak bertempat, Berfirman, Serba tahu, Maha suci, tetapi Atman itu tetap pecahan Mahatman, Tuhan sendiri.
 
Kepercayaan ini masuk ke dalam dongeng Sufi, dalam manakibnya yang aneh-aneh, seorang sufi konon setelah mencapai tingkat membuka tirai tujuh dengan dzikir nafasnya ia dapat berjum’at ke Mekkah dari Delhi dalam sekejap mata dan sebagainya.
 
Kaum Sufi mencampurkan kebiasaan olah nafas itu dalam pengucapan dzikir, ada dengan duduk lalu memutar kepala sambil mengucapkan ‘Laa ilaaha illallaah’ berkali-kali, mereka mengambil ajaran Yoga dari asli Hindu dan Budha lalu dikawinkan dengan cara Nasrani Nasturiyah lalu diberinya baju Islam. Islam menolak ajaran seperti itu karena termasuk menambah syara, Bid’ah namanya. Jika hendak mengkaji pernafasan hendaklah di luar peribadatan Budha dan agama lainnya.
 
E. Saraf dan Daht
 
Menurut kitab At Tib Awaasin Al Kay oleh Ahmad Ibn Ruman diterangkan bahwa saraf dibagi menjadi tiga macam :
1. Saraf syirun pembawa perangsang dari luar.
2. Saraf fadl yaitu pembawa perintah dari pusat saraf ke urat-urat daging.
3. Saraf pembawa daht.
 
Di dalam saraf pembawa daht tersimpan berjuta-juta butir daht yang berputar-putar dan mempunyai daya tarik menarik.
 
Hal di atas sesuai menurut percobaan modern saat ini yang dilakukan oleh Hodgkin-Huxley bahwa antara dalam dan luar Axon terdapat perbedaan potensial diam, yang dapat dipengaruhi oleh cahaya, panas, dan listrik dan juga dapat dipengaruhi oleh ion-ion tertentu (misal ion Na+).
 
Dengan adanya medan listrik ini seperti kita ketahui bahwa ada sifat dualisme antara medan listrik dan medan magnet. Jadi dengan kata lain akibat potensial diam tadi dapat menimbulkan medan magnet. Medan magnet ini terpancar ke luar permukaan tubuh kita yang dikenal orang sebagai aura, aura ini dapat dipotret dengan mempergunakan foto kirlian.
Dari alasan singkat di atas dapat disimpulkan bahwa memang manusia dan binatang (terutama binatang buas) mempunyai daht yang tersimpan, hanya saja ada yang mau menggunakan dan tidak, dan juga tidak bertentangan dengan sunnatullah.
 
F. Daht Buaian (Naht)
 
Daht buaian terjadi karena gerakan salah atau tidak tertib berurutan, walaupun timbul tetapi kurang berfaedah, sifatnya berdaya tarik menarik sejenis, seperti tampak pada gerakan-gerakan seni silat Kaifeng di China, di antaranya tujuh belas gerakan dimulai dengan tinju tahan bersama lemah, tahan nafas dengan kedua belah kuda-kuda tertentu, dalam seni silat Kaifeng tidak ada penyerangan dan penghindaran, tangkisan atau berganti langkah, langkahnya hanya bergesek searah (berselusur).
 
Daht buaian biasa ditampilkan dalam permainan, seperti pengisian dinding yang bermuka lebar seumpama lantai, muka dinding, udara dan langit-langit. Daht buaian diletakkan dengan jalan pandangan mata tajam terpusat sehingga daht tersalur pada kedua bola mata terpancar masuk, lalu melekat pada benda yang ditatapnya itu, atau mengisi dengan gerakan tangan sehingga keluar dari jari-jarinya daht tersebut, atau dengan suara, tiupan, curahan air dan versi-versi lainnya.
 
Daht buaian diragukan untuk dijadikan alat pembelaan diri karena gerakan itu lemah dan tidak beracun, orang yang terlempar tidak merasakan sakit, hanya berlaku bagi kawan atau lawan yang mengkaji permainan sejenis atau tengah marah.
 
Di Hindustan dan China terdapat beberapa macam permainan daht buaian seperti Tarayana dan Dahtayana. Diisinya lantai dan dinding batu dengan alur-alur daht buaian oleh sang guru sambil menari, maka sang penari segera memasukinya dengan tarian tahan nafas, lalu penari tersebut terlemparlah tetapi tiada merasakan sakit seperti daun terhembus angin. Guru memancarkan daht buaian dengan tenaganya sambil menari mengisi udara, kakinya pun memancarkan daht buaian mengisi lantai, apabila penari memasukinya dengan tarian nafas, maka timbullah pertentangan/pelekatan daht buaian yang tidak sejenis, akibatnya si penari pun tertarik pusaran daht buaian sang guru. Disebabkan karena daya tolak lebih rendah dari daya tarik itu, sehingga si penari pun roboh atau terlempar.
 
Beberapa aliran silat China mempergunakan permainan pengisian permainan daht buaian itu sebagai pelepas lelah setelah berlatih berat Shaolin. Daht buaian tiada mengenai sasarannya jika tidak didahului oleh lawan, karena daht buaian bekerja jika bersentuhan dengan daht buaian yang sejenis.
 
Permainan Teratai Putih hanya untuk mereka sendiri, dan jika kita tidak ikut berlatih, maka tidak akan mengena jika kita memasuki medan daht buaian tersebut. Apa artinya permainan seperti ini, dan akan sangat berbahaya jika kita benar-benar menghadapi pengkaji daht yang sesungguhnya. Ada kemungkinan pecah kepala kita kalau kita hanya mengandalkan daht buaian tersebut.
 
Seorang guru silat berpendapat bahwa permainan daht buaian berguna untuk kesehatan tubuh dan pengujian akan kebangkitan daht seorang murid. Tetapi jika kita teliti guru-guru pengkaji daht buaian tersebut rata-rata mengendap penyakit pernafasan.
Kitab Sin Kung dari seorang China Muslim pengkaji tarekat Sufi menceritakan kegunaan daht buaian tersebut, seperti menolak pencuri, menyuburkan tanaman, pengasih dan sebagainya, semuanya itu menggelengkan kepada pengkaji daht yang sesungguhnya, karena tidak termakan oleh akal dan menyesatkan.
 
Di Indonesia khususnya Jawa Barat, pada tahun 1920, Tjoa Nam Fu, China peranakan Semarang mengajarkan silat Kaifeng pembangkit manit krach, seorang muridnya bernama Mahmud dari Sarikat Islam, kelak Mahmud setelah mendapatkan jurus-jurus Kaifeng bergelar Nampon (dari kata Namfu). Nampon berkembang ke seluruh pulau Jawa, ada yang masuk ke dalam aliran kebatinan, di antaranya jurus-jurus Lontang dan Jero, ada yang berkembang pada kalangan Sosialis dan Komunis di antaranya silat Karahan dan sebagainya.
Di kalangan pesantren telah berkembang Jurus Istighasah dan Asrar yang serumpun dengan Nampon (dari Budha) yang sudah diganti dengan bacaan dzikir.
 
Jurus pernafasan berkembang pesat sejak tahun 1960, ada yang diberi baju Komunis, Kong Hu Cu, Hindu Dharma dan Islam. Sekarang yang berpangkal dari ajaran jurus Kaifeng itu di antaranya :
- Asrar
- Satria Nusantara
- Al-Hikmah
- Sinlamba
- Silat Buhun
- Nampon Cikareten
- Bandon
- Prana
- Istighosah
- Tri Rasa
- dan sebagainya (kurang lebih 164 aliran)
 
Silat Kaifeng tidak terlepas dari unsur agama, yaitu agama Budha, sedangkan agama Budha identik dengan Yoga. Sekarang jika kita kaji daht buaian menurut cara Yoga, berarti kita mengikuti satu segi ibadah dari mereka. Hal ini berarti mengikuti tata cara ibadah suatu kaum dan kita akan digolongkan sebagai kaum yang kita ikuti tata cara ibadatnya.
 
G. Daht Murni
 
Daht adalah tenaga tersembunyi dalam diri manusia dan hewan, ada yang bangkit bekerja dan ada yang seolah tidur, daht tidur pun dapat bangkit bekerja karena suatu sebab kejadian yang tiba-tiba sehingga mematikan fikir atau karena dilatih kerja dengan gerakan-gerakan tertentu yang teratur dan khusuk.
 
Daht yang bangkit itu ada terdapat pada tubuh hewan buas pemakan daging seumpama jenis-jenis kucing, harimau, singa, jenis-jenis musang, cerpelai dan sejenisnya, hewan buas laut seumpama ikan hiu, dan sejenisnya, burung buas seumpama Nazar, alap-alap, rajawali, elang dan sejenisnya.
Contoh :
 
1. Seumpama seekor tikus ada di pematang rumah dan tidak melihat seekor kucing yang mengintainya, ketika kucing itu memandang tikus, maka tikus pun jatuhlah, karena pada mata kucing terpancar daht.
 
2. Seekor harimau mengaum lalu pada suaranya itu terpancarlah daht dan jika terkena akan mangsanya itu menjadi layulah.
 
3. Seorang pemburu bertemu ular besar sebesar pohon kurma, maka pemburu itu menjadi bergerak ke arah mulut ular tersebut dengan tarikan daht yang kuat.
 
4. Seekor burung rajawali emas dari benua China melayang, lalu dilihatnya seekor anak kijang, maka menyambarlah burung itu, ajaiblah seolah-olah anak kijang itu tertarik oleh daya angkat ke arah cengkramannya itu karena daht rajawali terletak pada cengkramannya.
 
5. Seorang Badwi penghuni daerah panas gersang di padang sahara biasanya mempunyai daht mata yang kuat karena selalu melatih matanya melihat ufuk, maka jika matanya itu sudah kuat dan menatap orang yang sedang marah, maka dapat dijatuhkannya orang yang sedang marah tersebut dengan daht matanya.
 
1. Daht manusia yang tersimpan
 
Bahwasannya tenaga daht itu terbatas dan di mana ahli ilmu tidak keluar dari adat kebiasaan, tidak keluar dari sunatullah, hanya ada yang mau mempergunakan atau membiarkannya tersimpan.
 
Daht bukanlah tenaga ghaib tetapi tenaga yang sudah ada pada setiap orang dan hewan dan dapat dikaji oleh orang serta dapat dibuktikan keberadaannya. Daht itu tersimpan di dalam serabut saraf otot yang terdalam di bawah saraf-saraf perasa pada kulit, karena itu wajar bila tenaga daht dinamakan tenaga dalam. Saraf-saraf daht itu memancarkan daya tarik dan tolak, saraf-saraf daht terletak agak mendalam pada ulught yakni terselimut bagian tubuh lain, ada di setiap bagian tubuh lain dan berpencar pada tangan dan mata.
Maka dalam ulught itu terdapat berjuta-juta butir daht yang berputar dan mempunyai daya tarik menarik, bila terpancar ke luar tubuh tidak mungkin dapat kembali lagi, bagaikan ludah yang terbuang.
 
Daht dalam ulught itu merupakan benda yang berwujud karena perpaduan berbagai zat di antaranya makanan, maka daht pun mempunyai unsur tarik dan tolak, dua jenis daht dalam ulught bila bergesek impit akan menimbulkan daya panas yang terpancar ke luar tubuh.
Bila terjadi perubahan serabut ulught pada dada kiri dan perubahan itu karena berlatih diri, maka timbullah daya dingin yang bergerak tersalur pada tangan kiri, bila daya dingin ini dikaji terus akan mudah membuat salju dalam bejana dengan penyaluran tenaga daht dingin pada air. Apabila terjadi perubahan ulught pada dada kanan karena latihan tertentu terpancarlah tenaga panas yang dapat menghanguskan.
 
Tiap aliran gerakan itu menimbulkan gerakan yang berbeda, adakalanya dan itu tidak bekerja tetapi rusak karena gerakan salah atau pertentangan dua aliran daht. Beberapa aliran penimbul daht di antaranya :
a. Cara Yoga
b. Dahtayana
c. Gerakan khas Shaolin
d. Cara Gerakan Orlug
e. Gerakan Suyi
f. Gerakan Bayroiy
g. Payuk
 
Perbedaan dengan daht buaian, daht buaian hanya berlaku untuk orang yang mengkaji sejenis atau tengah marah (dalam batas marah) dan tidak beracun, diolah melalui bentuk-bentuk senam tanpa adanya jurus-jurus.
 
Daht asli dapat berlaku bagi siapa saja, tanpa perbedaan kajian, beracun dapat menghanguskan, mendinginkan, ringan melawan musuh, meringankan lompatan, menggetarkan musuh melalui suara dan sebagainya, dilatih dengan cara-cara berjurus dan aturan makanan.
 
2. Perkembangan ulught (serabut otot terdalam)
 
Dengan berolah jurus yang teratur dan tertib dapat menguatkan ulught, tubuh pun terlihat kuat berisi dan berjalan dengan tegap, tidak mudah terserang penyakit.
 
Perempuan dan laki-laki mempunyai perbedaan otot dan ulught yang berbeda, ulught perempuan sangat halus. Seorang perempuan bertingkah keras berolah serupa laki-laki dapat mengakibatkan rusaknya ulught dan berubahlah bentuk tubuhnya itu mendekati bentuk tubuh seorang laki-laki, buah dadanya akan berkerut menjadi kecil, otot lengan pun akan membesar mendekati otot seorang laki-laki penarik gerobak.
 
Alam laki-laki dan perempuan itu jauh berbeda, perempuan bertumpu pada perasaannya dan laki-laki bertumpu pada akalnya. Cara berpakaian pun dapat mempengaruhi perkembangan ulught, disebabkan keduanya sangat berhubungan.
 
Seorang laki-laki bertingkah seumpaman perempuan atau berpakaian seumpama perempuan akan terbawa tenggelam dalam alam perempuan dan begitupun seorang perempuan yang bertingkah dan berpakaian seperti laki-laki akan tenggelam dalam alam laki-laki. Hal ini diperingatkan oleh Rasulullah sebagai berikut :
Rasulullah melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-laki
(HR. Bukhori)
 
Rasulullah melaknat laki-laki yang berpakaian serupa pakaian perempuan dan perempuan yang berpakaian serupa pakaian laki-laki.
(HR. Abu Daud, Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Hiban dan Hakim)
 
Maka jika seorang perempuan akan berlatih pembelaan diri, hendaklah tidak berjurus serupa laki-laki dengan keras tetapi hendaklah halus sesuai dengan fitrahnya. Mulailah dengan senam-senam khas perempuan, atau senam-senam yang sesuai dengan bentuk tubuh perempuan tersebut.
 
3. Pertentangan daht yang berlainan
 
Kerusakan daht akibat belajar dua gerakan yang tidak serumpun serta keduanya mempergunakan cara pernafasan yang berbeda, seperti belajar jurus-jurus halus dengan pernafasan lain bersamaan dengan memperlajari gerakan kasar yang lain pula cara pernafasannya dalam hentakan kilat akan mengakibatkan pembentukan daht bertentangan kutub dalam saluran ulught.
 
Kerusakan pada saluran ulught tersebut, mula-mula impitan butir-butir daht yang bergesek itu menimbulkan bisul-bisul kecil yang berwarna kemerah-merahan yang menanti pecah. Maka jika didapatkan gejala pertentangan itu hendaklah menghentikan salah satu aliran, kerjakan aliran yang sejalan, maka bisul-bisul tersebut akan dapat dihilangkan. Tetapi bila kita tetap tidak mau menghentikan salah satu aliran, maka bisul tersebut akan makin bertambah besar dan pada akhirnya akan pecah dan penutup ulught pun akan mengalami kerusakan.
 
Kerusakan ulught dapat pula menyebabkan kerusakan urat serabut saraf sekitar ulught tersebut. Hal ini mengakibatkan makin derasnya aliran darah yang disebabkan menyempitnya saluran darah, dan jika ini terus berlanjut akan timbullah penyakit Fuzu namanya. Penyakit Fuzu sangat berbahaya termasuk jenis penyakit saraf yang dapat timbul pada kepala berbentuk bisul-bisul kecil ataupun timbul kilatan-kilatan atau kunang-kunang atau pelangi. Itulah akibat pergesekan daht yang berlawanan yang terpercik bagai kilatan api.
 
Apabila ulught itu pecah akan timbullah semacam borok saraf, dan bila ulught itu putus sukarlah sembarang tabib/dokter mengobatinya. Jika saraf penghubung otak dan biji mata yang putus, yakni saraf penglihatan mengakibatkan orang tersebut buta membuka (mata tetap terbuka walaupun tidak dapat melihat), jika ulught kaki yang pecah, maka sebelah kaki yang terkena akan mati sebelah, begitupun jika tempat-tempat lain yang terkena akan kerusakan ulught tersebut.
 
H. Hubungan antara Yoga dan Agama Hindu
 
Dalam kitab Weda Parikrama hal 171 dijelaskan tentang Pranayama dan hubungannya dengan Yoga, yang berbunyi sebagai berikut :
Menurut kepercayaan, bahwa Pranayama itu dimaksudkan sebagai suatu usaha untuk memperkuat kondisi fisik dalam menghadapi kekuatan-kekuatan bathin yang dapat mengganggu jalannya upacara.
 
Di dalam ilmu Yoga, Pranayama merupakan sistem untuk mengendalikan manah dan buddhi dalam rangka melakukan Yoga. Pranayama adalah sistem pengendalian nafas yang teratur yang dapat membantu memperkuat pre-disposisi badaniah dalam usaha memperkuat keadaan daya tahan badan dalam semua usaha kegiatan yang menghendaki kekuatan konsentrasi pikiran. Penahanan denyut nadi dan jantung, tahan akan panas dan dingin, imuun terhadap akibat chemika dan lain-lain jenis kemampuan, adalah merupakan beberapa hasil yang dapat diperlihatkan bagi seseorang yang dapat menguasai Pranayama dengan baik.
Seorang Yogi yang sempurna dapat mengatasi semua rintangan dan menundukkan semua penghalang dengan cara menguasai bio energi (prana) dengan sebaik-baiknya.

1. Cara pernafasan Yoga
 
Pranayama sebagai suatu sistem terdiri dari atas beberapa aturan pengaturan pernafasan sebagai berikut :
Mulai dari puraka, menghela nafas dengan perlahan-lahan, kemudian menahannya (kunbhaka) dan akhirnya melepaskannya dengan perlahan-lahan (recaka).
 
Di dalam kitab Yoga Sutra terdapat perhitungan 1, 4, dan 2, dalam pengaturan pernafasan itu. Kadang-kadang cara menghela nafas melalui salah satu lobang hidung dan mengeluarkannya kembali dari lobang hidung lainnya, menurut kebiasaan seseorang. Tujuan akhir dari cara pernafasan ini adalah untuk mencapai kesucian. (lihat Weda Parikrama karangan G. Pudja, M.A. 1971 hal. 171-173).
 
Jadi jika kita melakukan pernafasan yang seperti Yoga, maka kita telah meniru peribadatan orang lain, dan ini berarti kita telah menserikatkan Allah . Semoga Allah mengampuni kebodohan kita dan memberikan petunjuk kepada cara pernafasan yang benar (tidak bertentangan dengan aqidah kita) amiin.

2. Penghormatan (sikap tangan = Mudra) menurut Weda Parikrama

Dalam Weda Parikrama karangan G. Pudja, M.A, hal. 57 dinyatakan sebagai berikut :
Kedudukan Mudra dalam ilmu mistik mempunyai peranan yang sangat penting, sebagaimana halnya dengan kedudukan Cakra (gambar simbol) dan mantra-mantra. Mudra dan Cakra dihubungkan pula dengan kompas yang tiap-tiap arah mata angin mempunyai perwujudan sifat tertentu. Tiap arah dengan nama Mudra tersendiri dan tiap Mudra melambangkan aspek Dewata dengan arti tujuan tertentu.
 
Untuk mengkaji suatu cabang ilmu, khususnya dalam segi pembelaan diri hendaknya kita mengetahui secara persis dari mana datangnya ilmu tersebut. Apakah ada masalah agama yang terkait di dalamnya, baik dari segi penghormatan, lambang-lambang, cara pernafasannya, jika ada dan bertentangan dengan Islam hendaknya kita tinggalkan. Karena apalah artinya suatu ilmu yang hebat jika kita melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya, dan di akhirat nanti kita akan dituntut oleh Allah karena kita tidak menggunakan hati kita, mata kita, telinga kita untuk tidak terjerumus dalam suatu perkara yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.

Firman Allah:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”
(Q.S. Al-Israa’ : 36)
 
Carilah latihan suatu beladiri yang tidak berhubungan dengan masalah agama baik dari segi ajaran, penghormatan, lambang, pernafasan dan sebagainya.
Kajilah pernafasan yang tidak berhubungan dengan Yoga, karena Yoga itu tata cara ibadat orang lain (bukan Islam).
 
Kajilah pernafasan-pernafasan binatang karena binatang itu tidak mempunyai agama, dan kita akan bebas dari permasalahan peniruan suatu agama.
Untuk menegakkan sesuatu yang hak haruslah dengan cara yang hak pula.

0 komentar:

Posting Komentar