BAB 3
CATATAN PENTING THIFAN PO KHAN ALIRAN TSUFUK
A. Pelatihan Beladiri yang Baik
Suatu pelatihan beladiri disebut baik jika sudah memenuhi kriteria berikut :
1. Teknik beladirinya memang baik
Yaitu tidak menyalahi kesehatan dan membuat orang yang berlatih mampu percaya diri dan mampu diuji teknik beladirinya.
Suatu teknik beladiri dianggap baik dan lengkap jika beladiri tersebut mampu melakukan teknik pertempuran (turgul) jarak dekat , sedang dan jauh.
- Teknik pertempuran Jarak dekat
berarti beladiri tersebut memiliki teknik-teknik patahan, kuncian, bantingan, teknik sikut, teknik lutut, teknik kepala dan teknik bergumul.
- Teknik pertempuran Jarak sedang
berarti beladiri tersebut memiliki teknik-teknik tendangan dan tipuan.
- Teknik pertempuran Jarak jauh
berarti beladiri tersebut harus mampu melakukan teknik lompatan yang memerlukan jarak.
Kapan suatu metode pelatihan beladiri disebut baik ? Jawabnya : jika metode beladiri tersebut mampu mencetak orang-orang yang mahir dalam beladiri, tanpa membuat orang yang berlatih beladiri mengalami cidera (bebas dari segi kesehatan) dan dalam waktu yang tidak terlalu lama.
3. Waktu pelatihan yang tepat
Waktu pelatihan yang tepat yaitu seseorang tidak boleh memforsir pelatihannya ketika orang tersebut sedang mengalami kondisi fisik yang menurun. Maka untuk itulah setiap orang yang berlatih beladiri harus mampu menghitung siklus kesehatannya, (siklus kesehatan berlangsung 23 hari, siklus emosional berlangsung 28 hari dan siklus intelektual berlangsung 33 hari).
4. Instruktur yang profesional
Menurut penelitian 65 – 70 % faktor instruktur mempengaruhi baik tidaknya latihan seseorang, sedangkan bakat berpengaruh hanya 0 – 20 % saja.
B. Meningkatkan Stamina dalam Pelatihan Beladiri
Stamina seorang tamid bertambah baik jika ia mampu mengkombinasikan beberapa hal berikut dengan baik, yaitu :
1. Methodologi pelatihan yang baik
Dalam hal ini teknik beladiri yang dipelajari harus mampu membuat kesehatan seseorang dari hari ke hari bertambah baik bukan sebaliknya membuat stamina makin bertambah buruk bahkan terjadi cidera fisik.
2. Makan dan minum sesuai dengan standard gizi seorang tamid
Dalam hal ini seorang tamid harus mampu menghitung kebutuhan gizi yang dibutuhkan bagi dirinya. (Thifan Po Khan aliran Tsufuk telah mengajarkan tata cara menghitung gizi pada para pembimbing).
3. Faktor aktifitas
Jika aktifitas seseorang tidak sesuai dengan kemampuan fisiknya dan kebutuhan gizi untuk menunjang aktifitas tersebut, pastilah tubuhnya akan mengalami kelelahan dan pada akhirnya akan mengalami kerusakan. Untuk itu seorang tamid harus menjaga aktifitasnya agar tetap dalam kondisi yang prima.
4. Faktor psikis
Faktor psikis ini akan mempengaruhi tiga faktor tersebut di atas. Bayangkan jika anda sedang dilanda stress, maka apa yang akan terjadi ? Latihan menjadi malas, makan dan minum tidak teratur dan aktifitas akan terganggu. Untuk itu bina ruhiyah anda dengan tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan bersandar pada hadits-hadits yang shohih.
C. Mengapa Tidak Ada Push-Up di dalam Thifan Po Khan Aliran Tsufuk ?
Mengapa tidak ada push-up di dalam Thifan ? Alasannya sebagai berikut : Otot manusia pada dasarnya dapat memanjang sekitar 130% dari asalnya atau dapat memendek sekitar 70% dari asalnya, jika kita melakukan push-up, maka kita akan memendekkan otot kita dan apa yang terjadi jika kita memendekkan otot kita dalam pandangan beladiri ?
1. Kita akan mudah lelah diakibatkan ketika panas otot harus berkontraksi (memuai) memerlukan energi yang besar akibat otot telah dipadatkan (dipendekkan).
2. Gerakan kita akan lambat karena diakibatkan otot tidak lentur sehingga mengikat gerakan-gerakan kita. Ingat !!! jika kita bermain senjata tajam diperlukan kecepatan, apabila kita lambat maka lawan akan menusukkan senjatanya terlebih dahulu ke badan kita.
3. Daya atau kekuatan pukulan tidak maksimal, untuk memahami ini kita bayangkan alat pelontar (ketapel), mana mungkin batu akan terlempar jauh jika karet pelemparnya pendek. Begitupun pukulan kita jika akan menghasilkan kekuatan pukulan yang hebat kita harus memanjangkan otot kita, bukan sebaliknya.
4. Permukaan kulit yang membungkus otot akan melebar, kita bisa melihat orang yang suka melakukan push-up otot lengan bertambah besar, hal ini disebabkan karena ototnya dipendekkan, yang membuat permukaan kulit bertambah lebar, yang pada akhirnya nanti di hari tua akan membuat masalah karena kulit yang telah melebar tidak akan kembali ke asal dan akhirnya akan terjadi lipatan-lipatan kulit.
D. Pelatihan Beladiri Harus Disesuaikan dengan Tingkat atau Kelompok Usia
Jika kondisi ini dilanggar, maka kita akan mendzolimi saudara kita, alasannya sebagai berikut :
1. Kelompok Umur 6 – 10 tahun
Pada usia ini, sendi anak-anak sedang elastis sekali, untuk itu tidak boleh diberikan latihan yang membuat sendi jadi tidak elastis. Contoh : anak-anak diberi beban dalam melakukan gerakan-gerakan.
2. Kelompok umur 8 – 11 tahun untuk perempuan dan 10 – 13 tahun untuk laki-laki
Pada usia ini, anak-anak lagi mengalami pertambahan berat yang cepat daripada tingginya, oleh karena itu pada usia ini anak-anak tidak boleh melakukan teknik-teknik bantingan karena akan menghambat pertumbuhannya.
3. Kelompok umur 11 – 13 tahun untuk perempuan dan 13 – 15 tahun untuk laki-laki
Pada kelompok umur ini otot dan tendon lebih lambat pertumbuhannya dari pertumbuhan tulang, pada kelompok usia ini anak-anak tidak boleh diajarkan teknik-teknik yang membuat pendeknya otot dan tendon seperti teknik bantingan, push-up, kemudian teknik yang terbilang high impact (seperti senam lantai).
4. Kelompok umur 13 – 15 tahun untuk perempuan dan 15 – 19 tahun untuk laki-laki
Pada kelompok ini kita boleh melakukan hal yang umum dalam pelatihan beladiri Thifan karena pada usia-usia ini pertumbuhan tinggi, berat, otot, tendon dan tulang dalam keadaan seimbang.
5. Kelompok umur 40 tahun ke atas
Dalam pelatihan kelompok ini perlu dilakukan pertanyaan yang berkaitan dengan fisiknya, misal apakah ia tidak mengalami pengeroposan tulang? Jika ya, maka teknik loncat atau lompat, benturan harus sudah dihindari.
0 komentar:
Posting Komentar