KUNGFU MUSLIM THIFAN POKHAN TSUFUK (BAB 6)

BAB 6
TANGGUNG JAWAB MORIL THIFAN PO KHAN ALIRAN TSUFUK

A. Beberapa Temuan Masalah

1. Besarnya keinginan dalam kalangan kaum muslimin untuk mempelajari beladiri, untuk itu diperlukan suatu beladiri yang Islami, yang jauh dari perbuatan-perbuatan khurafat, takhayul, bid’ah serta macam-macam cara (penghormatan) atau menggunakan lambang-lambang (simbol-simbol) yang tidak Islami.

2. Latihan beladiri menyangkut pelatihan sistem saraf, sistem tulang, otot dan organ-organ penunjang lainnya. Untuk itulah tidak boleh sembarang orang mengkaji tanpa dibekali pengetahuan yang cukup tentang sistem-sistem tersebut di atas. Jika hal ini diabaikan, maka sudah dipastikan akan terjadi kerusakan-kerusakan dalam tubuh orang tersebut, baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.
3. Telah banyak timbul penafsiran tentang buku beladiri Thifan Po Khan sehingga banyak sekali para penafsir baru yang tidak mempunyai syarat sebagai seorang penafsir menafsirkan buku Thifan Po Khan, akibatnya banyak muncul aliran-aliran baru yang penafsirannya telah jauh dari kaidah yang diinginkan oleh Thifan Po Khan itu sendiri.

4. Merupakan kewajiban moril bagi setiap pengajar untuk memberikan yang terbaik bagi tamidnya (murid) sehingga Tamid menjadi jelas tentang kajian yang diberikan.

Dari hasil-hasil temuan di atas, aliran Tsufuk yang merupakan hasil penafsiran buku Thifan Po Khan merasa mempunyai tanggung jawab moril untuk memberikan yang terbaik bagi setiap pengkajinya karena aliran Tsufuk telah dilengkapi metode pelatihan dan pengajaran yang dipelajari, diteliti atau dianalisa dalam kurun waktu yang cukup lama.

B. Beladiri dan Penyebaran Agama serta Isme-isme Tertentu

Hampir setiap beladiri secara terselubung menyebarkan agama dan isme-isme tertentu, jika hal ini tidak diwaspadai, maka kaum muslimin akan terjebak dan secara tidak disadari telah mengikuti tata cara yang mereka inginkan dan jadilah kita termasuk golongan mereka.
Contoh :
1. Membuat tanda silang dengan tangan di depan badan kemudian mengucapkan “hoss” ini adalah cara penghormatan agama shinto untuk dewa matahari.
2. Menutup kedua telapak tangan di depan dada. Ini adalah penghormatan kepada dewa tertentu dalam ajaran agama Hindu (Sikap tangan dinamakan mudra, dan setiap mudra melambangkan dewa; weda parikrama)
3. Lambang-lambang tertentu yang merupakan aqidah agama/isme lain seperti :
= Aqidah Yahudi
= Aqidah Tao
= Aqidah Hindu / Budha
dan lain-lain yang harus kita teliti dan waspadai

C. Pelurusan Niat dalam Berlatih

Pada kurun waktu tertentu seseorang yang menekuni beladiri akan mencapai titik jenuh dan kebosanan. Pada kondisi ini dapat terjadi beberapa kemungkinan.
1. Tidak mampu bertahan dan sudah pasti ia akan mundur dari pelatihan.
2. Mundur untuk sementara waktu dan akan bergabung lagi pada saat yang tepat.
3. Terus bertahan sampai akhir pelatihan.

Dari kemungkinan-kemungkinan tersebut di atas sudah tentu yang kita inginkan adalah kemungkinan ketiga yaitu terus bertahan. Dan menjadi pertanyaan yang menarik bagaimana kita dapat melewati masa kejenuhan tersebut.

Jawabnya sangat sederhana, luruskan niat kita tanyakan pada diri sendiri, untuk apa sebenarnya kita berlatih. Kalau niat kita hanya bersifat duniawi seperti ingin dipuji oleh manusia atau mengharapkan sesuatu yang bersifat duniawi, maka sudah tentu masa kebosanan tersebut susah kita lalui, tetapi jika yang kita harapkan adalah pahala akhirat maka tidak akan ada rasa bosan di dalam kita, karena Allah I telah berfirman :
 “Dan barang siapa menghendaki pahala dunia niscaya kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat kami berikan pahala akhirat itu”
(Ali Imran 145).

Untuk itulah bagi kaum muslimin yang akan mengkaji beladiri harus terus menanyakan kembali niatnya dalam berlatih.

D. Cidera dalam Berlatih

Seperti kita ketahui berlatih beladiri berkaitan erat dengan sistem tulang, sistem otot, sistem saraf, sistem pernafasan dan pengendalian emosi, satu sama lain terkait erat dan tidak dapat dipisahkan.

Jika kita melatih diri (beladiri) tidak tahu tentang sistem-sistem tersebut di atas, sudah dapat dipastikan kita akan mengalami cidera baik dalam jangka waktu pendek ataupun jangka panjang.
Contoh-contoh :
1. Hernia, terjadi akibat salah melakukan teknik pernafasan perut, perut yang seharusnya ditekan ke luar sehingga menjadi kembung tetapi adalah ditekan ke bawah.
2. Memukul-mukul benda keras dengan tangan yang tidak terbungkus pelindung akan mengakibatkan kerusakan-kerusakan tulang dan kerusakan saraf tangan.
3. Mencampuradukkan dua beladiri yang tidak sealiran dengan metode pengkajian yang berbeda. Kerusakan yang terjadi dapat dilihat dengan munculnya bisul-bisul kecil di bagian tubuh tertentu dan jika diteruskan pengkajiannya maka saraf muka akan terputus.
4. Melakukan gerakan baru yang tidak terdapat dalam kajian beladiri tersebut. Hal ini dapat membuat jaringan otot terkoyak (Connective Tissue Damage).
5. Memaksakan gerakan-gerakan berat kepada orang yang belum pernah berlatih gerakan tersebut karena dapat mengakibatkan menurunnya aliran darah pada otot dan rasa sakit karena kontraksi penguatan otot yang berlebihan.
6. Salah melakukan latihan-latihan peregangan
Contoh :

Gerakan di atas dapat memeras potongan tulang belakang dan menjepit urat-urat saraf.
Untuk mengurangi kemungkinan cidera di atas diperlukan seorang pembimbing yang benar-benar mengerti tentang bagaimana cara melatih yang baik, bukan seorang pembimbing yang berimprovisasi (mencoba-coba) gerakan baru yang mana dia sendiri tidak mengetahui dampaknya bagi tamid-tamidnya.

Hal ini sering kita jumpai pada pelatih Thifan Po Khan yang sering berimprovisasi dengan menafsirkan sendiri buku Thifan Po Khan tanpa memiliki syarat yang harus dipenuhi jika ingin menafsirkan buku Thifan Po Khan.
Ingat !! kita jangan bermain-main dengan resiko, karena yang kita latih adalah saudara-saudara kita kaum muslimin.

E. Asal-Usul Timbulnya Aliran Tsufuk

Aliran Tsufuk (Tikus Termenung) timbul akibat rasa tanggung jawab moril untuk memberikan yang terbaik kepada kaum muslimin dalam pengkajian beladiri Thifan Po Khan.
Menurut penulis tidak ada standar baku dalam metode pelatihan maupun pengajaran sehingga sering kali seorang pelatih tidak mempunyai konsep untuk melatih dan tidak dapat memberikan perbaikan-perbaikan kepada tamidnya karena tidak ada data untuk menganalisa kemajuan tamidnya dan cidera merupakan hal yang sering terjadi di dalam turgul akibat tidak diketahuinya konsep berturgul yang baik.

Hal lain yang mendasar adalah banyaknya hambatan untuk menyatukan konsep pelatihan maupun pengajaran akibat masing-masing pelatih merasa telah mampu menafsirkan dengan baik buku Thifan Po Khan, sehingga timbullah aliran-aliran baru yang pada akhirnya membingungkan para tamid, karena setiap tamid Thifan Po Khan akan bertanya-tanya jika bertemu dengan tamid lainnya yang berbeda pelatih karena berbedanya kajian yang diperolehnya.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas maka penulis menyusun satu aliran tersendiri yang mempunyai metode pelatihan yang telah diterapkan selama beberapa tahun serta mempunyai target yang dapat memberikan bukti nyata bagi keberhasilan tamid-tamidnya.

Pada dasarnya yang dipelajari di dalam Thifan Po Khan aliran Tsufuk yaitu apa yang terdapat di dalam buku Thifan Po Khan dan ditambah dengan permainan senjata seperti toya, pedang satu, pedang dua, samurai dan lain-lain. Mungkin yang membedakannya dengan aliran Thifan yang lain adalah mempunyai tahapan pelatihan yang jelas dan sistematis dan selalu mengamati perkembangan tamidnya melalui analisa data dalam laporan kemajuan setiap tamid (progress chart).

Berlatih beladiri harus dengan sistematika yang jelas karena jika tidak maka resiko terkena cidera sangat tinggi, untuk itulah diperlukan pembimbing yang mengerti tentang cara melatih yang baik dan benar dan merupakan tanggung jawab moril yang berat bagi seorang pembimbing karena seorang pembimbing harus dapat membuat para tamid terus-menerus mengalami kemajuan baik dari segi beladiri atau dari segi kesehatan fisik.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama R.I., Al-Qur’an Al-Karim.
Ahmad Ibn Ruman, Awaasin Alkay
DR. Najib Kailany, Turkistan, Negeri Islam Yang Hilang,
DR. Yusuf Al Qardhawy, Niat dan Ikhlas
G. Pudja, Weda Parikrama
Grant Donovan, Jane Mc Nhmara, Peter Gianoli, Exercise Danger, 30 exercise to avoid plus 100 safer and more effective alternatives.
Louis Proto, Self Healing, Use Your Mind to Heal Your Body.
M. Rafiq Khan, Islam di Tiongkok.
Michael J. Alter, MS., 300 Teknik Peregangan Olah Raga.
Neil F. Gordon, Arthritis You Compelete Exercise Guide.
Prof. G. La Cava cs., Basic Book of Sport Medicine
Siharani, Kitepni Dhat wa Naht.
Siharani, Kitepni Thifan Po Khan
Siharani, Kitepni Zhodam.
Thomas Kurz M.Sc., Stretching Scientificalyy, a guide to flexibility training.
Thomas W. Arnold, Sejarah Da’wah Islam
Ustadz A.D. L. Marzedeq, Parasit Aqidah
Zeans Ph.d., Masuki Zona
Kliping Dzikir Nafas
Makalah-makalah Thifan Po Khan aliran Tsufuk.

2 komentar:

Haqoni Collection mengatakan...

apakah penghormatan dan grakan2 nya tdk mnyerupai orang2 kafir atau budaya lain di islam???

Unknown mengatakan...

Assalamu'alaikum.....
Sy mau tanya,apa silat ini masuk dalam IPSI?dan utk pelatihannya ada jadwal diGORpencak silat TMII tidak ya?sebab kalau dibekasi terlalu jauh,terima kasih,wassalamu'alaikum wrwb

Posting Komentar